Jember,Newsonline.id – Dalam kasus yang sempat viral beberapa hari ini.Pengurus PSHT Cabang Jember akhirnya angkat bicara terkait insiden perusakan rumah warga di Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur. Perusakan tersebut dipicu oleh aksi pengeroyokan terhadap tiga anggota PSHT oleh puluhan perguruan silat lainnya.
Ketua PSHT Cabang Jember Jono Wasinudin membenarkan keterlibatan beberapa anggota PSHT Jember dalam insiden perusakan rumah warga. Sebelum aksi itu terjadi, Pamter PSHT Jember sudah melakukan upaya pencegahan.
Insiden perusakan rumah milik Ghazali di Kecamatan Tanggul, diduga kuat buntut dari pengeroyokan tiga anggota PSHT di Kecamatan Bangsalsari, Jember. Saat itu, tiga anggota PSHT dikeroyok oleh 30 orang pesilat dari perguruan lain.
Pamter PSHT Ranting Bangsalsari langsung melakukan upaya pencegahan. Seluruh anggota PSHT Ranting Bangsalsari diminta tetap tenang dan menyerahkan proses hukum tersebut ke aparat kepolisian.
“Satu hari sebelum perusakan rumah terjadi, ada tiga anggota PSHT yang dikeroyok pesilat dari perguruan lain. Kasus tersebut sudah dilaporkan ke polisi, bahkan korban sudah menjalani visum,” kata Jono, 23 Agustus 2023 malam
Pamter dan Ketua Ranting Bangsalsari dikerahkan untuk menahan anggotanya agar tidak terpancing emosi. Sebab, pada sore hari sebelum perusakan terjadi memang beredar pesan WhatsApp yang mengarah ke aksi galang massa.
Pamter saat itu langsung berkoordinasi dengan Satintelkam Polres Jember. Polisi ternyata sudah mengetahui rencana tersebut.
Namun, meskipun Pamter dan Pengurus Ranting Bangsalsari berupaya maksimal, ternyata insiden perusakan muncul di tempat lain, di Kecamatan Tanggul. Bahkan, Jono juga mendapat informasi, konflik antar perguruan juga terjadi di Kecamatan Silo, Jember.
Jono belum bisa memastikan puluhan pemuda yang mendatangi rumah korban merupakan anggota PSHT atau bukan. Jono juga belum memastikan mereka hanya berasal dari Kecamatan Tanggul atau ada simpatisan dari luar.
Pasca insiden perusakan rumah itu, Cabang PSHT Jember langsung memerintahkan pengurus ranting Kecamatan Tanggul mendatangi rumah korban. Mereka diminta untuk langsung meminta maaf kepada korban atas perbuatan anggotanya.
Tak hanya itu, dari pihak PSHT juga memastikan akan mengganti kerugian yang dialami korban. Hal itu dilakukan untuk mendinginkan situasi agar tidak muncul insiden susulan.
“Setelah mengetahui informasi ada anggota PSHT merusak rumah. Pagi harinya kita perintahkan ketua ranting. Mereka sowan ke korban perusakan. Mereka diminta meminta maaf dan mengganti kerugian,” jelasnya.
Belum cukup sampai di situ, pada malam ini perwakilan dari tiga perguruan silat akan berkumpul didampingi aparat kepolisian. Jono berharap pertemuan malam ini mampu mendinginkan situasi hingga ke lapisan bawah.
Selain itu, Jono meminta masyarakat juga bijak dalam menyebarkan informasi insiden yang terjadi di Kecamatan Tanggul. Jangan sampai informasi yang disebarkan justru memancing emosi. Sebab, pesilat yang masih berusia muda mudah terpancing, ujung-ujungnya insiden tersebut tidak selesai bahkan bisa berulang.
Jono juga berpesan kepada seluruh anggota PSHT Jember agar tidak membawa nama organisasi saat terlibat konflik dengan sesama teman. Organisasi perguruan tidak perlu diseret-seret, karena hanya akan menyebabkan situasi semakin memanas.
Saat ini, Pamter juga sedang mencari provokator dalam insiden perusakan rumah di Kecamatan Tanggul. Sementara terkait belasan pemuda yang diamankan polisi, Jono memasrahkan ke aparat kepolisian.
“Yang bersalah kita pasrahkan ke aparat kepolisian. Saat ini Pamter sudah mengantongi identitas yang kita curigai dalam kasus perusakan di Tanggul. Ke depannya kita berharap tidak seluruh anggota perguruan silat adu prestasi di lapangan resmi,” pungkasnya.(myg2)