Jember, Newsonline.id
—— Memanfaatkan peluang dan tantangan di era revolusi industry 4.0 perlu ditopang oleh SDM yang berkompeten agar mampu mewarnai dan menghasilkan karya dan prestasi unggul. Politeknik Negeri Jember (Polije) sebagai salah satu PT vokasi unggulan di Indonesia, merupakan PT yang yang menghasilkan SDM yang sangat relevan dengan pembangunan, karena PT vokasi memberikan porsi lebih banyak dalam aspek praktikum.
Pemerintah melalui Kementerian Ristekdikti yang sekarang di bawah Kemendikbud, sangat diharapkan menjadi bagian penting sebagai penyumbang SDM unggul dan kompeten yang dibutuhkan memanfaatkan peluang di era industry 4.0. untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa Politeknik di Indonesia mendapatkan skema hibah kompetisi melalui program revitalisasi dan Polytechnic Education Devalepment Program (PEDP) dengan program peningkatan kompetensi Dosen, Pranata Laboratorium Pendidikan dan mahasiswa.
Langkah nyata dilakukan salah satunya dengan memperkuat SDM dalam aspek pembelajaran di PT vokasi dengan memperbanyak Dosen yang berasal dari praktisi industri.
Polije melalui program dari PEDP selama 3 hari mulai Sabtu (23/11) sampai Senin (25/11) mengadakan kegiatan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). RPL diikuti oleh 16 peserta yang merupakan praktisi dan manajer diberbagai industri, mulai dari PT. Mitratani Dua Tujuh, PT. Suryajaya Abadi Perkasa, PTPN XII, CV. Pasifiv Harvest, PT. Charoend Pokphand Indonesia, CV. Cita Nasional Semarang, PT. Benih Citra Asia Jember, PT. Dupont Indonesia, Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa Propinsi Jatim, KPPN Jember serta beberapa Rumah Sakit Daerah dan swasta.
Demikian disampaikan Ir. Abi Bakri, M.Si Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan pada saat memberi pengarahan pada upacara pembukaan. “Polije berkomitmen meningkatkan kwalitas pembelajaran sehingga menghasilkan SDM yang kompeten salah satunya dengan menghadirkan Dosen dari Industri,” terangnya.
Menurut dia, dengan mengikuti RPL ini peserta akan mengikuti proses assesmen oleh tim assesor, manakala lolos mereka akan diusulkan untuk mendapatkan legalitas, agar bisa menjadi dosen di Polije dari kalangan industry.
Menurut Agus Hariyanto, ST, M.Kom Ketua Panitia Program RPL saat wawancara dengan media menjelaskan bahwa peserta RPL ini akan mendapatkan materi pedagogik, materi yang memyajikan metodologi pengajaran sampai evaluasi, yang mungkin bagi praktisi industri belum terbiasa melaksanakannya dalam praktik dalam keseharian di industrinya masing-masing.
”Tujuan akhir program RPL akan menghasilkan tenaga dosen yang berasal dari industri atau praktisi yang memenuhi kualifikasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDikti),” tandas Agus Hariyanto.
RPL juga akan mendorong perubahan budaya pendidikan di Polije yang semula berbasis akademik menjadi vokasional yang membutuhkan banyak dosen yang telah profesional dalam sektor industri.
“Mengingat sebagian besar tenaga ahli dari industri belum memiliki gelar magister, maka dengan mengikuti RPL menjadi solusi untuk merekognisi profesionalitas menjadi gelar akademik sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 8,” imbuh Agus Hariyanto.