JEMBER- Newsonline.id —- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, melakukan survei untuk memetakan jalur evakuasi dan menentukan titik-titik aman, apabila terjadi bencana alam gempa bumi yang disertai tsunami, di kawasan Pantai Puger, Jember, Jumat (24/092021).
Pemetaan yang dilakukan petugas dari Stasiun Geofisika Malang, selain melibatkan BPBD Kabupaten Jember, juga diikuti oleh Muspika Kecamatan Puger dan pihak terkait lainnya.
Tim pemetaan melakukan pengukuran dan menentukan titik-titik aman, serta menetapkan jalur evakuasi yang harus dilalui oleh warga masyarakat, apabila terjadi gempa bumi yang disertai tsunami. Hal ini sebagai upaya mitigasi (mengurangi) resiko korban jiwa, akibat terjadinya bencana alam.
Seperti dijelaskan Kepala Stasiun Geofisika Malang, Mamuri bahwa merujuk pada hasil penelitian BMKG, pantai selatan Jawa Timur, mulai Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Trenggalek hingga Tulungagung, berpotensi terjadi gempa bumi berkekuatan besar hingga 8,7 skala richter.
Menurut Mamuri, gempa bumi dengan skala richter yang besar itu, akan disusul dengan timbulnya bencana tsunami besar dengan ketinggian gelombang bisa mencapai 25 meter. Adapun waktu terjadinya tsunami, bisa memakan waktu sekitar 24 sampai 27 menit setelah terjadinya gempa bumi.
“Potensi terjadinya gempa yang disertai tsunami ini, berdasarkan data dari Pusat Studi Gempa Bumi Nasional. Sekali lagi ini merupakan potensi dan bukan ramalan. Jadi kita sejak dini harus melakukan mitigasi untuk menghadapi kemungkinan terburuk jikalau ada gempa besar dengan kekuatan 8,7 SR tersebut,” jelasnya.
Mamuri menambahkan, kegiatan Mitigasi gempa dan tsunami dari BMKG kali ini untuk menentukan koordinat jalur jalan dan titik-titik aman yang bisa dijadikan tempat untuk evakuasi sementara dan evakuasi akhir.
“Kali ini kami melakukan susur jalur dengan mengukur waktu dari pantai menuju titik aman itu membutuhkan waktu berapa menit, estimasi gelombang tsunami berapa menit, dan tipenya juga akan kita hitung,” lanjutnya.
BMKG Mengimbau Masyarakat Tetap Tenang
Tidak hanya Jember, Kabupaten Banyuwangi juga sudah melakukan pemetaan jalur evakuasi terkait potensi gempa besar dan tsunami, di sepanjang pantai selatan Jawa Timur. Bahkan disebut-sebut, gempa dengan kekuatan 8,7 SR itu, berpotensi menimbulkan gelombang besar setinggi 18 sampai 25 meter.
Seperti pernah dirilis BMKG, bahwa hasil kajian Pusat Penelitian Gempa Nasional, potensi gempa bumi dikawasan pantai selatan itu, terjadi diakibatkan hujaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Pihak BMKG mengatakan, gempa megathurst ini dapat mencapai magnitudo 8,7 SR dalam skenario terburuk.
Meski demikian, Kepala Stasiun Geofisika Malang, Mamuri, mengimbau masyarakat yang bermukim di kawasan yang berpontensi terjadinya gempa bumi, tetap tenang namun tetap waspada dan mengikuti arahan pihak-pihak terkait.
“Mohon jangan termakan oleh isu atau hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Yang kita bicarakan saat ini adalah potensi, itu artinya bisa terjadi juga bisa tidak. Tentu kita berharap semoga tidak terjadi,” jelasnya. (Lilik)