Home Berita Tiga Daerah Bersaing Rebut Shrimp Estate Yang Disokong Rp 3-4 Triliun

Tiga Daerah Bersaing Rebut Shrimp Estate Yang Disokong Rp 3-4 Triliun

0
SHARE

Sumbawa Besar, newsonline.id – Bersamaan dengan Kabupaten Sumbawa, dua daerah lainnya di Indonesia yakni Kabupaten Muna – Sulawesi Tenggara dan salah satu kabupaten di Maluku Tengah, menjadi calon lokasi Kawasan Budidaya Udang Terintegrasi (Shrimp Estate) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Jika terealisasi, program inovasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tersebut, recananya akan disokong dengan anggaran Rp 3 trilliun hingga Rp 4 trilliun.

“Untuk Indonesia, ada tiga calon lokasi. Itu Kabupaten Sumbawa, Muna – Sulawesi Tenggara, kemudian ada di Maluku Tengah. Anggaranya cukup fantastis ini. Antara Rp 3 sampai Rp 4 Trilliun,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Rahmat Hidayat di ruang kerjanya Selasa (31/08).

Menurutnya, dari tiga daerah tersebut, Kabupaten Sumbawa yang telah memiliki progress, karena telah melakukan beberapa kali sosialisasi. Serta pengukuran lahan yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumbawa.

“Dan alhamdulillah, sumbawa yang progresnya sudah bagus. Kita sudah lakukan sosialisasi, kita sudah lakukan pengukuran oleh BPN dan sudah bagus progresnya. Sudah 6 kali turun ke lokasi untuk lakukan sosialisasi. Sekarang target pembukaan lahan yang sekarang lagi dilakukan pengukuran oleh BPN Sumbawa ini, lebih kurang seribu hektar. Dan kalau ini lancar diperkirakan bisa menyerap sekitar 3.600 orang tenaga kerja,” jelasnya.

Diungkapkan, dari sosialisasi yang dilakukan Dinas Perikanan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, sebagian besar masyarakat yang akan dijadikan lokasi program, dapat menerima. Sebab dengan Shrimp Estate, selain melipat gandakan hasil setiap panen, juga akan meningkatkan jumlah panen dalam satu tahun.

“Alhamdulillah sudah sebagian besar masyarakat itu menerima. Tinggal sekarang kita akan gencarkan sosialisasi untuk yang masih belum memahami. Sementara masih ada beberapa masyarakat yang belum faham konsepnya. Tapi kalau yang sudah punya pegalamaman di pertambakan, ya sangat antusias. Karena selama mereka peroleh hasil udang lebih kurang 1 ton per herktar, sekali panen dalam satu tahun, karena metodenya masih tradisional. Dengan program ini kalau sukses, target produksinya itu rata-rata 40 ton per hektar, dan bisa 2 hingga 3 kali dalam setahun,” jelasnya.

Disebutkan, melalui program Shrimp Estate, selain merekonstruksi tambak yang telah ada dan membuat tambak baru, juga akan dibangun sarana dan prasarana pendukung. Seperti tempat pentasan udang (Hatchery), pabrik pakan, fasilitas prosesing serta pabrik es. Penyiapan sarana dan prasarana tersebut dilakukan, agar dari lokasi Shrimp Estate dapat langsung dilakukan eksport.

“Ini nanti bukan hanya aktivitas budidaya udang saja, tapi ada aktivitas pembangunan sarana dan prasarana pendukung. Seperti hatcheri, kedepan ada juga rencana pabrik pakan, kemudian ada prosesing, pabrik es. Karena rencananya, prosesing untuk biar bisa langsung dilakukan ekspor. Ini tidak hanya tambak yang sudah eksis yang ada saat ini. karena luasan yang dibutuhkan, nanti akan ada lahan-lahan baru. itu tadi yang coba kita diskusikan, misalnya kalau dari pertanian berapa hasilnya, kemudian kita berikan gambaran dengan program ini,” ucapnya. (Mandausingsing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here