Home Berita Industrialisai Garam di 2025 Optimis Tercapai

Industrialisai Garam di 2025 Optimis Tercapai

0
SHARE

Sumbawa Besar, newsonline.id – Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, melalui Kepala Bidang Perindustrian, Andi Kusmayadi, mengatakan, Kabupaten Sumbawa memiliki hajat untuk menjadi daerah percontohan industrialisasi garam pada 2025. Sehingga, akan diupayakan untuk dapat menghasilkan sedikitnya seribu ton garam industry, dalam waktu beberapa tahun mendatang.

“Karena dari roadmap industrialisasi garam yang sudah kita susun, targetnya adalah 2025 kita harus sudah bisa jadi daerah percontohan industrialisasi garam. Saya optimis kita bisa menghasilkan seribu ton garam industry, supaya kita bisa bicara banyak dilevel regional dan nasional. Kalau untuk seribu ton itu, bisa kita kejar beberapa tahun kedepan. Artinya stok bahan baku harus tiga kali lipatnya, berarti tiga ribu ton. Ini yang akan kami ajak pengusaha, bahwa ada ruang bisnis baru di Kabupaten Sumbawa,” ucap dia di ruang kerjanya, Senin (25/10).

Diungkapkan, saat ini telah mengeluarkan SK Bupati Sumbawa nomor 809 tahun 2021 tentang pembentukan unit pengelola sentra industry kecil dan menengah industry pengelolaan garam. “Karena visi kita ingin menjadi daerah percontohan untuk industrialisasi garam, maka kita perlu lakukan kolaborasi dengan banyak pihak. pertama, pihak industrinya. Sudah dibentuk pengelolanya melalui SK bupati. Dan kita akan menerapkan SOP dan manajemen yang baik supaya bahan baku yang masuk ke pabrik itu, lebih berkualitas lagi,” ucapnya.

Ia menjelaskan, kandungan Natrium Clodirda (NaCL – garam dapur), di Labuhan bontong hanya berkisar 71 persen. Dan setelah diolah oleh pabrik, kandungan NaCL naik menjadi 91 persen. Namun kandungan tersebut belum memenuhi standart garam konsumsi minimal 94 persen.

“Pabrik kita itu bisa menaikkan kandungan NaCL hingga 20 persen. Garam kita di Labu Bontong itu, saat uji, 71 persen NaCL-nya. Itu kalau diklasifikasikan ke standart garam masuk kwalitas K3, itu rendah. Masuk ke pabrik itu sudah naik ke 91 persen. Itu belum standart. Untuk konsumsi itu, 94 persen,” ucapnya.

Sehingga, untuk mememuhi standart kuantitas dan kualitas bahan baku, pabrik garam di Labuhan Bontong akan di pasok dari berbagai daerah di Kabupaten Sumbawa, termasuk Labuhan Kuris, Kecamatan Lape. “Kita ingin orientasi kita itu menghasilkan garam industry. Karena itu yang banyak dibutuhkan oleh dunia usaha. Sehingga, karena pabrik itu milik kabupaten sumbawa, maka pabrik itu nanti akan ditopang oleh labu kuris. Akan disuplay bahan baku yang baik dari sana,” ucapnya.

Ia mengakui, untuk dapat bersaing dan menembus pasar industry pergaraman nasional, diperlukan upaya bersama, termasuk pengusaha-pengusaha yang bergerak di bidang pergaraman. Selain itu, juga akan terus dilakukan pengujian terhadap, dan analisis terhadap industry pergaraman.

“Kita akan terus menguji, bagaimana adaptasi bisnis industry sambil membentuk tata niaga pasar bagi produk garam. Sehingga mau tidak mau, pengusaha harus terlibat. Makanya dalam waktu dekat ini kami akan kumpul bersama dengan pengsuaha yang bergerak disektor pergaraman untuk membicarakan strategi-strategi,” katanya.

Ia mengaku, optimis dapat mengejar target road map sebagai daerah percontohan industry pergaraman di 2025. “Kita optimis di 2025, bersama dinas kelautan dan perikanan, dengan kampus, perguruan tinggi, kita sudah komunikasi untuk meminta kolaborasi. Masyarakat labu bontong juga sangat terbuka, dan siap mereka untuk sesuai dengan target-target standar,” jelasnya. (Mandausing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here