Home Berita Dirjen Dikti Riset dan Teknologi : Rumus Akan Lupa, Tapi Karater Tidak...

Dirjen Dikti Riset dan Teknologi : Rumus Akan Lupa, Tapi Karater Tidak Lekang Dimakan Waktu

0
SHARE

Sumbawa Besar, newsonline.id – Dirjen Dikti Riset dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc, DIC, P.Hd., dalam wisuda sarjana (S-1) dan Ahli Madya (D-III) Angkata XVIII Universitas Samawa (UNSA), Jum`at (29/10) secara virtual berpesan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlolah selama belajar di Universitas Samawa, akan menjadi bekal penting. Tapi yang terpenting, adalah modal karakter yang terbentuk selama belajar di perguruan tinggi.

“Ini suatu hari yang sangat berbahagia tentu, dan suatu hari yang sangat bersejarah bagi para wisudawan-wisudawati, bagi para orang tua, dan para pendampingnya. Perjalanan 4 tahun, 5 tahun yang adik-adik sekalian lalui untuk menimba ilmu, mengembangkan kompetensi, hari ini mencapai puncak kebahagiannya. Memetic buah dari kerja keras yang adik-adik sekalian telah lakukan selama menimba ilmu, mengembangkan diri, mengukir prestasi di Universitas Samawa,” ucapnya.

Dikatakan, pengetahuan yang diperoleh sebagai sarjana, menjadi modal untuk memasuki dunia kerja, dunia profesi dan dunia produktif. “Kompetensi yang adik sekalian peroleh, ilmu pengetahuan dan teknologi yang adik-adik sekalian peroleh selama belajar di universitas samawa, tentu akan menjadi bekal dan modal penting bagi adik-adik sekalian para sarjana baru, dalam memasuki dunia kerja, dalam memasuki dunia profesi, dunia produktif yang adik-adik sekalian akan masuki nanti,” jelasnya.

Modal karakter, tidak akan lekang dimakan waktu. Meksipun rumus-rumus akan terlupakan setelah 5, bahkan 10 tahun. “Tapi yang sangat penting adalah modal karakter yang terbentuk selama adik-adik sekalian belajar di perguruan tinggi. itu yang tidak akan lekang dimakan waktu. Rumus-rumus mungkin akan lupa setelah 5 tahun, 6 tahun, 10 tahun bekerja. Tapi karakter akan melekat pada diri adik-adik sekalian,” tutur Nizam.

Sehingga, peran perguruan tinggi dalam mendidik, dan menyiapkan generasi unggul masa depan, yang terpenting adalah pembentukan karakter. Menentukan attitude, menentukan sikap, prilaku. Ahlak mulia, merupakan modal paling penting, modal paling menentukan untuk karier para sarjana.

“Saya yakin, para sarjana yang diwisuda hari ini merasakan betul pembentukan karakter yang telah dilakukan oleh para dosen, yang telah terjadi melalui interaksi antar mahasiswa, dalam organisasi, dalam berkegiatan. Baik kesenian, kegiatan ilmiah, kegiatan akademik, kajian-kajian, itu semua akan membekas, membentuk karakter, attitude, prilaku, ahlak mulia para sarjana sekalian,” kata Dirjen Dikti Riset dan Teknologi.

Ia mengingatkan, perjalanan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, bukanlah keberhasilan para wisudawan-wisudawati semata. Sebab, tidak lepas dari doa dan sokongan orang tua dan keluarga.

“Perjuangan dan perjalanan panjang selama 4 tahun, 5 tahun, saat ini adalah tinggal kenangan. Tapi perjalanan selama 4 tahun, 5 tahun itu, penuh dengan doa dari orang tua. Tidak hanya doa, tapi juga usaha dari orang tua untuk membiayai adik-adik sekalian sebagai mahasiswa. Jangan sampai itu semua dilupakan. Keberhasilan adik-adik sekalian bukanlah keberhasilan dari adik-adik sendiri, tapi juga doa, perjuangan, harapan orang tua yang membuka pintu bagi adik-adik sekalian dalam memperoleh kesarjanaannya,” jelasnya.

Dan setelah mendapatkan gelar kesarjanaan, selanjutnya merupakan momentum untuk menjadi kebanggan keluarga dan orang tua untuk berkarier. Terlebih sukses meniti karier sebagai pemimpin di masyarakat, dunia profesi dan sukses menjadi pemimpin bangsa.

“Ini saatnya untuk mengabdikan apa-apa yang adik sekalian peroleh untuk menjadi kebanggaan keluarga, kebanggaan orang tua. Tiada yang lebih membanggakan orang tua, selain melihat kesuksesan putra-putrinya sebagai sarjana, dan berkarier. Terlebih sukses dalam berkarier, menjadi pemimpin bangsa, menjadi para pemimpin di masyarakat, dan berhasil didunia profesi,” jelasnya.

Namun orang tua dan keluarga akan bersedih, apabila anak-anak nya menjadi koruptor. Dan tidak menerapkan ahlak mulia yang telah dibekali selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

“Dan tentu akan sangat menyedihkan bagi orang tua, ketika melihat kemudian anak-anaknya menjadi koruptor. Naudzubillahi mindzalik, jangan sampai kita ciderai ahlak mulia yang telah menjadi bekal bagi adik-adik sekalian dengan prilaku-prilaku yang tidak baik di masyarakat nanti,” tutur Nizam.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Rektor beserta seluruh civitas akademika Universitas Samawa, atas kerja keras untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan menyiapkan generasi unggul untuk masa depan Indonesia yang semakin jaya.

Dirjen Dikti Riset dan Teknologi mengungkapkan, melalui program-program yang sekarang didorong saat ini, yakni kampus merdeka-merdeka belajar ini, bertujuan untuk memerdekakan potensi setiap mahasiswa, dengan tetap dibimbing oleh para dosen untuk menemukan masa depan setiap mahasiswa. “Melalui program-program kampus merdeka, kita memerdekakan jiwa-jiwa intelektual muda kita melalui interaksi dengan masyarakat, melalui interaksi dengan dunia kerja, melalui interaksi dengan lembaga-lembaga, dan dunia profesi,” jelasnya.

Agar lulusan perguruan tinggi, menjadi siap untuk memasuki duni kerja, siap menyongsong masa depan. Dan siap mengukir masa depan dengan tinta emas untuk kejayaan Indonesia yang dicita-citakan bersama.

“Sekali lagi terima kasih, semoga Allah SWT yang maha kuasa selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya bagi kita semua, dalam upaya kita mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kehidupan bangsa yang semakin baik kedepan,” ucap Nizam. (Mandausing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here