Home Berita BMKG Himbau Waspadai Dampak Fenomena La-Nina

BMKG Himbau Waspadai Dampak Fenomena La-Nina

0
SHARE

Mataram, newsonline.id – BMKG Stasiun Klimatologi Lombok, melalui Forecaster on duty, Afriyas Ulfah dan Suci Agustiarini, Minggu (31/10) menghimbau, agar masyarakat agar tetap waspada dan berhati – hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem secara tiba-tiba yang bersifat lokal. Selain itu, masyarakat juga diharapkan tetap mmeperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu dalam perencanaan kegiatan dan tetap selalu menjaga kesehatan di masa pandemi ini.

“Beberapa wilayah akan mulai memasuki Awal Musim Hujan 2021/2022 dan beberapa wilayah akan memasuki periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan,” jelasnya.

Dikatakan, Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Oktober 2021 umunya berada pada kategori Menengah, hingga tinggi. Sedangkan Curah Hujan tertinggi terjadi di wilayah Narmada – Kabupaten Lombok Barat, dengan jumlah curah hujan sebesar 203 mm/dasarian.

“Sifat hujan pada dasarian III Oktober 2021 di wilayah NTB secara umum didominasi sifat Atas Normal (AN), kecuali wilayah pesisir Lombok Timur bagian utara, sebagian wilayah Kabupaten Sumbawa bagian Utara dan sebagian Kabupaten Bima,” ucapnya.

Berdasarkan Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH), provinsi NTB umumnya dalam kategori Masih Ada Hujan pada saat Updating (0 hari) hingga Sangat Pendek (1 – 5 hari) yang terjadi hampir merata di seluruh wilayah NTB. Namun, termonitor terdapat wilayah yang masih masuk dalam kategori Ekstrem (lebih dari 60 hari) yaitu di wilayah Kecamatan Perigi di Kabupaten Lombok timur dan merupakan wilayah dengan HTH terpanjang yaitu selama 74 hari.

Dijelaskan, Saat ini indeks ENSO memenuhi kriteria “La-Nina Lemah” yang sudah berlangsung setidaknya selama bulan Oktober 2021 (Indeks ENSO terkini -0.92). “kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2022. Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral (Indeks IOD terkini -0.77), kondisi ini juga diprediksi akan berlangsung setidaknya hingga awal tahun 2022,” jelasnya.

Disebutkan, Secara umum angin timuran masih mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk Provinsi NTB. Dan diprediksi masih akan terjadi hingga akhir Oktober 2021.

Sedangkan Monsun Asia (Angin Baratan) diprediksi akan mulai memasuki wilayah Indonesia pada bulan November dan terus menguat hingga Desember 2021. “Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia. Anomali OLR menunjukkan adanya wilayah potensi pertumbuhan awan yang relative cukup di wilayah Indonesia termasuk Provinsi NTB pada awal dasarian I November,” jelasnya.

Dan, Rata – rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB pada bulan Oktober saat ini terpantau dalam kondisi Netral dan diprakirakan akan menghangat pada bulan November hingga Desember 2021. Kondisi ini manambah potensi terjadinya hujan di wilayah Nusa Tenggara Barat pada awal masuknya musim hujan 2021/2022.

Diungkapkan, Pada dasarian I November 2021, terdapat potensi terjadinya hujan dengan intensitas menengah (>50 mm/dasarian) yang merata di hampir seluruh wilayah NTB. Hujan menengah dengan intensitas 50-100 mm/dasarian berpeluang 50 persen- 100 persen terjadi di seluruh wilayah NTB. Khsususnya di wilayah Kota Mtaram, Kabupaten Lombok Barat, sebagian wilayah Lombok Timur bagian Timur, Sumbawa Barat, dan Dompu yang memiliki peluang 100 persen.

Untuk hujan dengan intensitas menengah >100 mm/dasarian berpotensi terjadi di sekitar wilayah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah bagian Tengah. Sebagian besar Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, sebagian besar wilayah dengan peluang kejadian sebesar 10-50 persen. (Mandausing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here