JAKARTA, NewsOnline.id.- Realisasi investasi proyek smelter AMMAN di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah mencapai di atas 51% per Januari 2023. Saat ini, PT Amman Mineral Industri (AMIN) tengah mengawal penyelesaian proyek tersebut.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Industri Rachmat Makkasau menjelaskan, capaian pada periode Januari 2023 ini didasari perhitungan realisasi anggaran kebutuhan untuk smelter yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.
“Mengacu kepada serapan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, perkembangan proyek smelter telah berada pada kisaran di atas 51%,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Redaksi Rabu (15/2/2023).
Baca juga: Amman Mineral Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Bandang Taliwang – Brang Rea KSB
Dijelaskan sedianya, penyelesaian smelter Amman Mineral Industri semula ditargetkan rampung di tahun 2023. Hanya saja, target tersebut kemudian dimundurkan ke akhir tahun 2024.
Kondisi faktor eksternal yang menjadi dasar pertimbangannya. Rachmat berujar, Kendala pandemi Covid-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM).
Namun, ia memastikan bahwa Amman Mineral Industri bakal terus berupaya mengatasi kendala-kendala eksternal tersebut.
“Kami akan terus berupaya untuk mengatasi berbagai kendala eksternal yang ada serta berusaha untuk mempercepat proses konstruksi, sehingga target realistis yaitu akhir tahun 2024 dapat tercapai,” tegas Rachmat.
Baca juga: Lampaui Target Nasional, Smelter AMIN Batu Hijau NTB Sumbang Rp21.606 Triliun
Proyek smelter AMMAN sendiri menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar KSB di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode 2022 lalu. Hal ini sesuai dengan pemaparan Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KSB, Slamet Riadi.
“Pembangunan smelter merupakan pemicu tingginya realisasi investasi, di mana kami mencatat kenaikan hingga lebih dari yang ditargetkan yaitu sebesar 278,22% atau setara dengan Rp 11,87 triliun. Masuknya smelter juga menjadi efek domino terhadap kehadiran investasi pada sektor lainnya,” jelas Slamet.
Realisasi investasi NTB pada tahun 2022 mencapai Rp 21,606 triliun, di mana realisasi ini melampaui target nasional dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI sebesar Rp 18,5 triliun dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMJD) sebesar Rp 15,4 triliun.
Investasi tersebut juga mendukung kembali bergairahnya roda ekonomi dan investasi yang melemah pasca pandemi Covid-19. Berdasarkan akumulasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), Kabupaten Sumbawa Barat berada di urutan pertama dengan total realisasi investasi senilai Rp 14,61 triliun, disusul Kabupaten Dompu sebesar Rp 3,28 triliun dan Kota Mataram Rp 1,60 triliun.(**)