Home Berita Miris! Banyak Ibu di Ambon Berikan Kental Manis Sebagai Susu Kepada Bayinya

Miris! Banyak Ibu di Ambon Berikan Kental Manis Sebagai Susu Kepada Bayinya

0
SHARE

Ambon, Newsonline.id- Pemahaman masyarakat terhadap kental manis masih perlu diluruskan. Karena masih banyak masyarakat yang menjadikan kental manis sebagai asupan susu untuk anak-anaknya. Padahal kental manis itu bukan susu.

Sosialisasi tentang kental manis itu bukan susu, dilakukan oleh Ketua Majelis Kesehatan Muslimat NU Erna Yulia Sofihara. Secara khusus dia berkunjung ke Kampung Baru, Negeri Laha, Kota Ambon. “Sosialisasi masih belum menyeluruh. Kental manis masih dijadikan susu untuk anak,” kata Erna dalam keterangannya Kamis (1/8).

Dia mengatakan kegiatannya saat itu adalah edukasi langsung ke masyarakat yang memiliki anak atau anggota keluarga yang terindikasi stunting ataupun gizi buruk. Kegiatan seperti itu, adalah agenda rutin dari PP Muslimat NU beberapa tahun terakhir.

Pada kesempatan itu Erna sempat bercengkrama dengan sejumlah warga. Diantaranya adalah Husna. Dilihat dari catatan penimbangan berat dan tinggi badan pada buku KIA, putri bungsu Husna ini tidak termasuk kategori stunting ataupun gizi buruk. Hanya saja untuk anak seusianya, berat badannya masuk dalam kategori kurang.

Dari penuturan Husna, putrinya termasuk anak yang tidak susah makan. Karena semua yang dihidangkan di lahapnya. Dia mengaku, anaknya suka sayur, dan semua jenis lauk. “Kita juga sering makan ikan. Kadang-kadang saya belikan susu yang kotak rasa strawberry atau coklat. Kalau jajannya sehari-hari paling cuma permen-permen ini,” beber perempuan 30 tahun itu.

Lain lagi cerita yang dibagikan Fauziah, ibu 5 orang anak. Perempuan 40 tahun ini mengaku anak bungsunya yang berusia 2 tahun, susah makan. Sehingga badannya kurus. Berdasarkan pendataan kader posyandu setempat, sang anak termasuk kategori stunting. Selain itu, pada kaki dan tangannya juga terdapat korengan

“Makannya susah, tapi minum susunya banyak, pagi ke siang 3 botol, malam juga 3 botol,” ujarnya sambil menunjukkan botol susu ukuran 240 ml. Fauziah mengaku jika tidak di kasih susu, sang anak akan mengamuk dan menangis.

“Satu botol saya kasih 1 sachet, jadi sehari saya biasanya beli 6 sachet susu kental manis,” lanjut Fauziah. Ditanya perihal awal mula kebiasaan konsumsi kental manis anaknya, Fauziah mengaku sejak sang anak berusia 1 tahun. Awalnya si anak itu, minta susu kakaknya. Karena kakaknya memang suka minum kental manis, sampai sekarang keterusan.

Fauziah mengatakan ia pernah mendengar bahwa kental manis bukan susu yang baik untuk anak. Tapi ia tidak tahu kenapa susu tersebut tidak baik untuk anak. “Kalau di warung sini ya kalau mau cari susu adanya susu kental manis ini,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes dr. Lovely Daisy, M.K.M. mengakui salah konsumsi kental manis masih menjadi pekerjaan rumah. Karena kesalahan pola pikir di masyarakat sejak lama. Padahal, kental manis perlu memiliki kandungan gula yang tinggi dan tidak tepat menjadi asupan gizi anak di masa pertumbuhan.

“Masyarakat sering salah mengartikan kental manis sebagai pengganti susu,” ungkapnya. Padahal isinya sebagian besar adalah gula. Pemahaman itu harus diluruskan. Karena kental manis bukan sumber protein. Ia mengakui, sosialisasi penggunaan kental manis perlu lebih digencarkan lagi. Salah satu metoda yang dapat dioptimalkan adalah penyebaran informasi melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). (*/NO01)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here