Home Berita Gizi Seimbang Kunci Generasi Unggul, Atasi Stunting dengan Edukasi dan Kolaborasi

Gizi Seimbang Kunci Generasi Unggul, Atasi Stunting dengan Edukasi dan Kolaborasi

0
SHARE

JAKARTA, Newsonline.id.- Indonesia masih dihadapkan dengan masalah gizi ganda, yang meliputi stunting, kekurangan gizi (wasting), dan obesitas. Stunting, kondisi terhambatnya pertumbuhan anak, menjadi perhatian utama karena dampak jangka panjangnya yang serius pada kualitas hidup dan masa depan bangsa.

Kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, konsumsi makanan tidak bergizi, menjadi faktor pendorong utama stunting. Padahal nutrisi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Asupan nutrisi yang memadai diperoleh dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Anak-anak yang mendapatkan nutrisi yang cukup akan tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkualitas, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, perhatian terhadap asupan nutrisi harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan melalui nutrisi yang dikonsumsi oleh ibunya.

Upaya pencegahan stunting berfokus pada edukasi gizi, memastikan akses ke asupan gizi yang tepat, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi ibu hamil dan anak-anak. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan menjadi landasan utama, diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi dan seimbang.

dr. Nyimas Heny P., M.Kep., Ns., Sp., Kep.An., dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta mengatakan bahwa nutrisi yang baik selama kehamilan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan ibu, tetapi juga sangat penting untuk perkembangan janin.

“Ibu hamil yang mengonsumsi makanan bergizi seimbang membantu memastikan bahwa bayi mereka mendapatkan semua nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan otak, tulang, dan organ vital lainnya,” jelas Nyimas saat ditemui di Seminar Kesehatan Stunting beberapa waktu lalu yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Lebih lanjut Nyimas menjelaskan jika perhatian terhadap nutrisi tidak hanya cukup hanya dengan memberikan makanan yang kaya gizi. Perawatan kesehatan pada anak usia dini juga sangat penting. Health protecting atau perlindungan kesehatan bertujuan untuk melindungi anak dari ancaman yang dapat menyebabkan penyakit.

“Ini termasuk mengurangi bahaya lingkungan seperti paparan bahan kimia berbahaya, serta memastikan makanan yang dikonsumsi aman dan sehat,” ujar Nyimas.

Senada dengan Nyimas, Arif Hidayat, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia mengatakan selain ASI, anak-anak dan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang lengkap, seperti sayur, buah, protein, dan mikronutrien, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

“Bukan dengan memberikan kental manis sebagai pengganti asupan nutrisi untuk anak balita. Kental manis bukanlah pengganti yang tepat untuk ASI. Produk ini mengandung gula yang tinggi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti obesitas dan diabetes, jika dikonsumsi secara berlebihan.” Jelas Arif.

Kurangnya edukasi dan pengetahuan terkait bahaya pemberian kental manis menjadi salah satu faktor utama yang mendorong konsumsi kental manis yang tidak tepat. Diperlukan upaya edukasi dan promosi gizi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan seimbang, serta bahaya konsumsi kental manis berlebihan.

Mahasiswa yang hadir di seminar tersebut sebagai agen perubahan dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi gizi dan memerangi stunting. Platform media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi menarik dalam bentuk infografis, video pendek, dan mahasiswa dapat menjangkau masyarakat luas dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk mencegah stunting dan membangun generasi unggul.**

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here