Home Berita Covid-19 Timbulkan Dampak Psikis Pada Anak

Covid-19 Timbulkan Dampak Psikis Pada Anak

0
SHARE

Jakarta, newsonline.id – Polri bersama TNI dan stakeholders lainnya, melakukan kegiatan dukungan psikososial kepada anak-anak terdampak covid-19, di Lapangan Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut untuk memberikan dukungan moral kepada anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena pandemi COVID-19, Selasa (02/11), juga dilaksanakan serentak seluruh jajaran Polri dan TNI di daerah.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memastikan anak-anak terdampak covid-19 mendapatkan pelayanan baik, dan sebagai wujud komitmen kehadiran negara. Sebab covid-19 menimbulkan berbagai dampak, termasuk menyebabkan korban jiwa sehingga menimbulkan efek psikologi terhadap anak.

“Kita tentunya merasakan bahwa covid-19 menimbulkan krisis diseluruh dunia, khususnya disektor kesehatan dan sektor ekonomi. Tentunya juga menimbulkan korban jiwa, sehingga menimbulkan dampak psiko yang cukup serius, bagamiana anak-anak kita kehilangan saudara-saudaranya, kehilangan keluarganya,” ucap Listyo.

Disebutkan, banyak hal yang dapat dilakukan, agar anak-anak yang terdampak covid-19 bisa tumbuh, berkembang, seperti anak-anak lainnya. sehingga menjadi sangat penting seperti bantuan yang khususnya bersifat psikogis, konseling, atau kegiatan lainnya yang dapat menumbuhkan semangat anak-anak.

“Bagaimana tidak anak-anak kita menimbulkan kondisi tertekan, karena selama ini harusnya mendapatkan kasih-sayang, dan tiba-tiba harus kehilangan figure orang tua, ayahnya, ibunya, dan tentunya pemenuhan terhadap hak-hak dasar. Tentunya pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kasih sayang yang selama ini mereka dapatkan,” jelas Kapolri.

Ia berharap, program konseling tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Sehingga dapat diketahui pertumbuhan psikologis dari anak-anak yang terdampak covid-19. Selain itu, agar anak-anak tersebut dapat kembali melaksanakan segala aktivitasnya, untuk melanjutkan cita-cita dimasa mendatang.

“Karena anak-anak kita adalah aset yang harus selalu kita jaga. Kedepan negara kita akan berkembang, dan bonus demografi tentunya akan menjadi salah satu aset menuju Indonesia emas,” tegas Kapolri.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengapresiasi langkah TNI-Polri ikut turun tangan bersama Kementerian PPPA dan Kementerian Sosial menangani pandemi COVID-19, khususnya dalam pemberian psikososial anak terdampak pandemi. Berdasarkan catatan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang bekerjasama dengan UNICEF, terdapat sebanyak 29.822 anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat pandemi COVID-19.

“Kami berbagahagia sekali, karena pendampingan ini adalah hal yang sangat penting untuk mengembalikan semangat anak-anak yang ditinggalkan oleh salah satu atau kedua orang tuanya,” kata Bintang.

Panglima TNI, Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto S.I.P. AO DPKT., saat berinteraksi dengan anak-anak korban covid-19 di Polda Riau berpesan, agar anak-anak korba covid-19 tetap semangat belajar dan optimis meraih-cita-cita. Sebab tahun 2045, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara terbesar nomor 4 secara ekonomi.

“Apa yang dikatakan pak kapolri tadi, tahun 2045 Indonesia menjadi negara terbesar nomor 4 di dunia ekonominya. Diperlukan anak-anak (dengan cita-cita besar) yang optimis untuk meraih cita-cita dengan belajar,” kata Panglima TNI.

Ditempat yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan, dari anak terdampak covid-19, dominan dirasakan anak-anak menjelang masa akhir pendidikan dasar dan pendidikan menengah. “yang saya pelajari, Anak-anak mengalami syok terutama yang kelas tiga SMP, kelas enam SD, kelas tiga SMA, sangat syok karena mungkin mereka memikirkan apakah saya masih bisa sekolah atau tidak,” ujar Risma.

Ia mengapresiasi langkah Polri-TNI yang ikut serta memberikan pendampingan psikososial kepada anak-anak terdampak pandemi COVID-19. Dalam diri anak-anak, selain kebutuhan fisik atau materi, 50 persen kebutuhan lainya dalam bentuk psikologi, untuk melanjutkan hidup dan masa depan.

“Karena pada masa anak-anak ini nanti akan berpengaruh pada kehidupan mereka selanjutnya. Kalau mengalami syok di masa anak-anak, maka akan sulit berkembang saat dewasa, untuk mengoptimalkan kapasitas kemampuan mereka,” ungkap Mensos.

Ia mengakui, dari catatan Kementerian Sosial terdapat 20 ribu lebih anak yang terdampak covid-19. “Sebenarnya kita bisa berikan bantuan, tapi kita belum verifikasi detail. Karena ini dibutuhkan kecepatan dari daerah untuk mendata mereka. Agar mereka tetap bersemangat untuk bersekolah, karena mereka menerima bantuan sosial,” bebernya. (Mandausing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here