Jakarta, newsonline.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi melalui siaran pers, Senin (04/10) menyampaikan, dalam pertemuan bersama para Menlu Negara yakin ASEAN Political-Security Community Council (APSC) ke-24 (hadiri bersama Menkopolhukam, Mahfud MD), ASEAN Coordinating Council (ACC) ke-30, dan ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM), Senin (04/10), telah disampaikan lima hal penting. Antara lain implementasi five-point consensus dan pemajuan dan penghormatan HAM di kawasan.
Retno Marsudi mengatakan, Sebelum membahas implementasi 5PC, Sekjen ASEAN menyampaikan update perkembangan bantuan kemanusiaan ke Myanmar dan Utusan Khusus ASEAN. Menlu kedua Brunei menyampaikan update terkait mandat yang dilakukan SE untuk menjalankan 5PC.
Mengenai humanitarian assistance, Sekjen menyampaikan setelah Pledging Conference to Support ASEAN’s Humanitarian Assistance to Myanmar yang diselenggarakan 18 Agustus 2021 lalu, Batch pertama bantuan kemanusiaan berupa peralatan kesehatan senilai 1,1 juta USD telah disampaikan pada Myanmar Red Cross Society (MRSC). MRSC telah mendistribusikan oksigen kepada 4 Rumah Sakit di bulan September dan berbagai alat kesehatan ke 5 Rumah Sakit.
Sekretariat ASEAN dan AHA Centre saat ini bekerja sama dengan UNICEF dan UNOCHA untuk menjajaki kemungkinan pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat Myanmar. Setelah briefing dari Sekjen mengenai pelaksanaan humanitarian assistance, Utusan Khusus ASEAN menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dalam rangka implementasi 5PCs. Utusan Khusus menyampaikan adanya tantangan, termasuk masalah kunjungan dan akses untuk bertemu dengan semua pihak atau all stakeholders.
“Diskusi mengenai isu ini, isu implementasi 5PCs berlangsung cukup lama dan sangat terbuka,” jelas Menlu.
Sebagian besar negara anggota menyampaikan kekecewaan terhadap implementasi 5PCs. Sebagian negara menyampaikan bahwa ASEAN tidak boleh bersikap business as usual untuk mencermati perkembangan ini.
“Di dalam pertemuan, saya menyampaikan apresiasi atas upaya Utusan Khusus untuk mendorong pelaksanaan 5PC. Saya sampaikan, sejak awal terjadi krisis politik di Myanmar, ASEAN sebagai keluarga menawarkan bantuan untuk membantu Myanmar agar situasi tidak semakin memburuk. Sejak pertemuan ALM 6 bulan lalu di Jakarta, saya sampaikan tidak ada perkembangan signifikan di Myanmar. Militer tidak memberikan tanggapan positif dari apa yang telah diupayakan oleh Special Envoy,” ungkapnya.
Menurut Indonesia, sudah waktunya para Menlu ASEAN melaporkan situasi ini kepada 9 pemimpin ASEAN, guna mendapatkan arahan engagement ASEAN dengan Myanmar terutama terkait pelaksanaan KTT ke-38 dan 39 ASEAN. Indonesia juga menyampaikan beberapa artikel dalam Piagan ASEAN yang dapat digunakan untuk memandu bagaimana ASEAN dapat bersikap dalam menangani isu Myanmar ini.
Pemajuan dan Penghormatan HAM
Sedangkan terkait pemajuan dan Penghormatan HAM di kawasan, diketahui Indonesia memiliki komitmen yang sangat kuat dalam pemajuan dan penghormatan HAM, termasuk dalam konteks ASEAN. Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia adalah bekerja sama dengan AICHR menyelenggarakan ASEAN Human Rights Dialogue pada 21 September 2021 lalu.
“Ini adalah dialog HAM ketiga setelah lebih dari 7 tahun kosong atau setelah lebih dari 7 tahun tidak terdapat dialog HAM di ASEAN. Dialog ini pertama kali diprakarsai Indonesia tahun 2013. Dialog kedua dilakukan di Thailand 2014. Dan ketiga kembali dilakukan di Indonesia tahun 2021,” tuturnya.
Menurut Indonesia, dialog ini adalah platform yang baik untuk mendorong interaksi dan tukar pandangan antara negara-negara ASEAN yang difasilitasi oleh AICHR dan melibatkan berbagai elemen di negara ASEAN termasuk institusi/lembaga HAM nasional. “Dalam pertemuan, Indonesia sampaikan komitmen untuk melanjutkan penyelenggaraan ASEAN Human Rights Dialogue ini tahun depan agar dapat menjadi forum reguler untuk memajukan agenda HAM di kawasan,” jelasnya. (Mandausing)