Sumbawa Besar, newsonline.id – Pendidikan dasar, baik dari tingkatan PAUD, SD hingga SMP, akan diarahkan pada penguatan karakter bernilai spriritual dan adat serta Budaya Sumbawa. Sehingga dapat menciptakan genarasi penerus yang cerdas dalam pengertian lengkap.
“Apalah artinya cerdas secara akademik, tetapi tidak cerdas secara spritiual dan seterusnya. Inilah pekerjaan besar kita sekarang ini, menjaga rel, arah pendidikan kita kearah yang benar. Yaitu bagaimana menanamkan nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai yang berdasar dari kitab suci,” kata M. Ikhsan Safitri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, di ruang kerjanya Kamis (23/09).
Dijelaskan, hal tersebut sesuai dengan arah system pendidikan nasional dengan menanamkan ahlak, keimanan dan ketaqwaan. “Kita juga ingin arah pendidikan kita mengarah kepada pendidikan yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan didalam undang-undang system pendidikan nasional. Yaitu menanamkan akhlak yang baik, keimanan dan ketaqwaan,” ucapnya.
Disebutkan, bulan lalu, telah diterbitkan Peraturan Bupati (Perbup) Sumbawa Nomor : 33 tahun 2021, tentang Pendidikan Karakter. Termasuk dengan penguatan nilai budaya lokal sumbawa, untuk penguatan karakter pendidikan.
“Ini menjadi sangat penting, karena merupakan pondasi didalam kita mencerdaskan kehidupan bangsa dalam pengertian yang sesungguhnya. Jangan sampai kemudian kita mencerdaskan kehidupan bangsa, memaknainya dalam pengertian yang sempit. Ketika kita cerdas secara akademik, kita menyebutnya sebagai sebuah kecerdasan. Padahal kecerdasan yang dimaksudkan adalah kecerdasan yang lengkap,” jelasnya.
Diungkapkan, dalam Perbup diamanatkan untuk melaksanakan literasi Al-Qur`an, dan Sabtu budaya. “Sebelum kita membaca yang lain, bacalah dulu Al-Qur`an, tentu kita sebagai umat muslim. Yang lain menyesuaikan,” ucapnya.
Ditegaskan, nilai budaya Sumbawa yakni “Takit ko Nenek, Kangila Boat Lenge” (artinya : Takit Kepada Allah, Malu Berbuat Buruk), dan nilai adat “Adat Barenti ko Syara, Syara Barenti ko Kitabulah” (Artinya : Adat Berpegang Kepada Syariah, Syariah Berpegang Kepada Kitab Allah).
“Ada juga diatur tentang sabtu budaya. Ini menjadi menarik, karena basis pendidikan kita kita bangun diatas nilai-nilai budaya dan adat kita. Dengan demikian, nilai-nilai kearifan lokal kita sangat kental dengan nilai-nilai illahiah,” tuturnya.
Dijelaskan, dengan penguatan pondasi pendidikan dengan landasan karakter nilai-nilai tersebut, maka akan menciptakan generasi penerus yang jujur, amanah dan berintegritas. “Tentu nilai-nilai ini yang kita harapkan mewarnai system pendidikan kita di sumbawa. kalau kita bisa menerapkan nilai-nilai budaya ini, maka kita akan menciptakan putra-putri, siswa-siswi yang pasti dia akan jujur, pasti dia akan amanah, pasti dia akan berintegritas. Karena sudah takut kepada allah. Kalau tidak takut kepada allah, apalagi kepada manusia, kan logikanya seperti itu,” ucapnya.
Sehingga, dasar utama untuk menciptakan system pendidikan yang baik, adalah peletakan pondasi yang kuat. Agar menciptakan pendidikan dan generasi tangguh untuk masa yang akan datang.
“Pondasi yang kuat itu, adalah diletakkan dengan nilai-nilai moralitas yang baik. sehingga dia menjadi kuat, bangunan pendidikan kita. Itu arah yang ingin kita tetapkan, kita kendalikan. Sehingga semua kesatuan pendidikan, SD dan SMP termasuk PAUD, semua kita menanamkan nilai-nilai spiritual ini. ini nilai religi yang kita yakin betul pendidikan kita akan menjadi tangguh,” jelasnya. (Mandausing)